Usai banjir yang melanda Istana Kepresidenan di Jakarta, Presiden Jokowi dikabarkan pindah ke Istana Bogor. Jokowi mengelak penyebab pindah lantara air datang menghampiri istana (banjir). Bukan malah tunaikan janjinya atasi masalah banjir di Jakarta, Jokowi terkesan lari dari masalah. Padahal, salah satu janjinya maju jadi Capres 2014 adalah supaya lebih mudah tuntaskan masalah banjir dan macet di DKI Jakarta.
Seorang pengamat Direktur Center for Budget Analysis Uchok Sky Khadafi mengatakan Jokowi lakukan pemborosan anggaran negara jika pindah Istana ke Bogor.
Apabila anggaran Istana Bogor habis, Uchok memprediksi alokasi anggaran untuk penyelenggara pengelolaan Istana Kepresidenan Jakarta sebesar Rp 70,9 miliar diperkirakan akan terpakai juga.
"Kalau alokasi anggaran dipakai, baik yang ada pada Istana Kepresidenan Bogor dan Jakarta, ini namanya double anggaran," ujar Uchok dilansir
kompas.
Selain Uchok, Wakil Presiden Jusuf Kalla pun merasa keberatan dengan jarak tempuh rapat yang jauh. Tapi, dengan segala pertimbangan dan masukan yang ada, Jokowi tetap ngotot pindah Istana Kepresidenan ke Bogor.
Rupanya, bukan saja sukses lakukan pembororsan anggaran negara, aksi Jokowi pindah Istana pun membuat abang tukang becak bertambah sengsara.
Seperti dilansir laman
Rol (9/3), memuat judul berita:
"Jokowi Berkantor di Istana Bogor, Becak akan Dilarang Beroperasi".
Adapun isi beritanya sebagai berikut :
---
Tukang becak di kawasan Kota Bogor terancam dialihkan ke pinggiran Bogor yang jauh dari Istana Bogor. Salah satu tukang becak Sohibun mengaku sudah mendengar adanya kabar tersebut. Hanya saja, menurut dia, hal itu masih sebatas imbauan saja.
Pria berusia 58 tahun tersebur biasa mangkal di Matahari, Jalan Kapten Muslihat. Kalau kabar tersebut benar, ia mengingatkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor juga memikirkan nasib pekerja tua seperti dirinya.
"Yang narik becak banyak orang tua," ujarnya kepada Republika, Selasa (8/3).
Sebagian besar tukang becak di Kota Hujan, tergolong berusia lanjut. Jika penertiban tukang becak tersebut jadi dilakukan Pemkot Bogor, tentu yang paling menderita adalah golongan tua. "Kalau anak muda, bisa dijadikan kuli bangunan. Tapi kalau yang tua, udah enggak laku kang," katanya.
Mugi Sarjono hanya bisa pasrah kalau rencana itu dilakukan Pemkot Bogor. Tukang becak asal Cilacap berusia 60 tahun tersebut menyatakan akan pulang kampung jika peringatan pengusiran area kerja tukang becak diberlakukan.
"Peringatannya kira-kira 10 hari yang lalu. Tapi, kalau pelaksanaan razianya, habis Lebaran, mungkin," aku Mugi.
Di dalam gang yang terletak di belakang Toko Matahari, tempat pembecak lain mangkal, juga menceritakan hal yang sama. Bahwa sudah dua kali Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya (DLLAJ) datang ke pertigaan Jalan Polisi.
Kuswono (50), mengatakan, kalau becak yang tidak layak pakai akan dihargai Rp 300 ribu. Kemudian yang masih layak dapat beroperasi. Penertiban itu diduga sebagai konsekuensi kepindahan Presiden Jokowi ke Istana Bogor.
Adapun, becak yang layak pakai tetap diperbolehkan beroperasi dalam periode tertentu. Itu pun mangkalnya jauh dari Istana. "Ada yang setahun, ada juga yang lima tahun," kata Kuswono yang sedang memperbaiki becaknya. "Tapi, jauh dari Istana Bogor," imbuhnya.
---
Atas nasib malang yang menimpa para abang tukang becak di Bogor karena Jokowi pindah Istana, mengingatkan kita pada gambar Jokowi pakai celana pencek sedang bergaya menaiki becak. Ternyata cuma pencitraan, bukan penjiwaan. [jks]