Rasa gembira hadir menyapa petani ketika presiden Jokowi bukan sekedar datang saja. Ya, Jokowi datang ke Ponorogo sekalian membagikan traktor kepada petani. Tapi, rasa gembira itu berubah dan tak bertahan lama ketika traktor pemberian Jokowi di tarik kembali. Tak tahu untuk kesekian kalinya petani harus "gigit jari".
Laman
Fimadani melansir, menurut situs Setneg.go.id, pada kunjungan kerjanya di Kecamatan Jetis, Ponorogo, Jawa Timur, Jumat (6/3), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan kepada para Petani tentang rencana pemerintah untuk membagikan 40 ribu unit traktor untuk Petani secara nasional, 3000 unit khusus untuk Petani di Ponorogo.
Selain itu, Pemerintah juga akan membagikan mesin tanam dan mesin panen. Hal itu sejalan dengan upaya Pemerintah untuk mewujudkan swasembada beras. “Apa kita tidak malu, lahan pertanian sedemikian luas, tetapi masih impor beras”, imbuh Presiden Jokowi
Untuk itu, Presiden Jokowi mendorong petani untuk secara optimal mendukung upaya pemerintah tersebut dengan lebih giat lagi.
Selain membagikan traktor, Jokowi juga akan membagikan mesin pompa air 250 unit dan mesin tanam 70 unit. Sambil menunggu rakitan selesai, peralatan itu terus memenuhi jalan kecamatan. Sepanjang jalan itu dijejer traktor dan peralatan pertanian.
Anehnya Alat-alat tersebut akan di tarik kembali setelah kunjungan tersebut usai.
“Sudah dikasih diambil kembali,” ujar masyarakat setempat.
Setelah kunjungan Jokowi di Ponorogo, berbagai media massa mainstream nasional memberitakan bahwa Jokowi telah membagikan bantuan traktor sebanyak 1016 unit.
Namun dari pantauan langsung Forum Hijau Indonesia di lokasi panen raya dan berdasarkan saksi mata narasumber, jumlah traktornya tidak sebanyak itu, bahkan traktor yang sebelumnya dipajang akhirnya diangkut kembali.
Warga setempat, Oppie Widianto mengatakan, “Saya orang jetis asli, lokasi panen raya dan penataan traktor hanya 400 meter dr rumah saya. Pd hari sabtu saya g sengaja lewat tempat penurunan & perakitan traktor. Disisi utara saya bertemu dg bapak2 dr dinas, ketika saya bertanya mau diapakan traktor2 ini pak, katanya mau dibagikan? Beliau menjawab, mau diangkut dikembalikan ke gudangnya, duitnya siapa buat bayari traktor segini banyak klo duitnya aja g cair. Begitu kata beliau.
Trus yg diselatan malah orang dr quick jg bilang hal yg sama. Besoknya saya konfirmasi sma paman saya yg kebetulan kerja di dinas pertanian, kata beliau klo mau traktor gratis prosedurnya ya harus mengajukan proposal dulu ke dinsos, habis itu dinsos konfirmasi sama dinas pertanian, nunggu acc pejabat diatas dsb pokoknya panjang. Tp ya sudahlah, itu bukan urusan saya…” [sal]