Keberadaan cabai atau cabe tidak bisa di pisahkan dari masyarakat khususnya dalam memasak. Karenanya lonjakan harga cabai harus bisa di antisipasi sedini mungkin. Rakyat sejatinya tidak banyak tahu apa sebab harga cabai bisa melonjak tinggi. Oleh sebab itu, pemerintah-lah harus punya peran menstabilkan harga cabai dari permainan para pedagang.
Padang, Sumatera Barat beruntung punya Gubernur yang sigap antisipasi lonjakan harga cabai yang bakal terjadi.
Melalui laman
irwan-prayitno.com (17/3), Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menilai inflasi di daerah iini bukan hanya karena mekanisme pasar, tetapi disebabkan oknum pedagang yang memainkan harga komoditi terutama beras dan cabe.
“Dua komoditi ini seringkali langka di pasaran sehingga harga menjadi naik gila-gilaan, apalagi cabe. Padahal di daerah lain, harga cabe stabil, tetapi di Sumbar bisa melonjak drastis. Ada indikasi sejumlah pedagang memonopoli pasokan cabe dan menaikkan harga sesukanya di Sumbar,”kata dia di Padang, Senin (16/3).
Menurut dia, pemerintah harus intervensi agar tidak ada monopoli komoditi tertentu oleh pedagang.
“Monopoli ini membuat harga pasar untuk komoditi cabe hanya ditentukan oleh beberapa orang. Kita harus intervensi agar mereka tidak bisa semaunya,” lanjutnya.
Pemprov Sumbar sedang menyiapkan mekanisme dengan mengikutsertakan Perusahaan Daerah(Perusda) Andalas Tuah Sakato(ATS) untuk membantu mengendalikan harga beras dan cabe.
“ATS akan didorong bersaing dengan pedagang untuk membeli komoditi beras dan cabe langsung dari petani di Sumbar. Komoditi yang terkumpul itu nanti akan dijual langsung kepada masyarakat dengan harga yang pantas,” kata dia. [sal]