Dua pembantu Presiden Joko Widodo Rini Soemarno dan Andi Widjajanto menjadi buah bibir di internal PDI Perjuangan. Mulanya kasak-kusuk, kini telah pecah. Seperti ada komando, politisi PDI Perjuangan ramai-ramai menuding Rini dan Andi. Ada apa?
Tidak ada yang bisa membantah bila Rini Soemarno dan Andi Widjajanto telah menjadi bagian keluarga besar PDI Perjuangan. Setidaknya, dilihat dari kedekatan kedua tokoh tersebut dengan partai berlambang kepala banteng bermoncong putih itu.
Rini Soemarno, mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan era Presiden Megawati Soekarnoputri memiliki hubungan khusus dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Sejak lengser dari posisi presiden, Megawati tampak kerap ditemani Rini Soemarno dalam aktivitas di publik. Tidak ada yang membantah bila Rini dekat dengan Megawati Soekanroputri.
Berbeda dengan Andi Widjajanto. Kedekatan anak muda ini dengan PDI Perjuangan tampak dimulai sejak Pemilu 2014 lalu, tepatnya saat Joko Widodo resmi maju menjadi Calon Presiden dari PDI Perjuangan. Andi dari geneologi politik merupakan putera kandung Theo Syafei, pensiunan jenderal yang dekat dengan Megawati Soekarnoputri.
Dua tokoh ini menonjol dalam Pilpres 2014 lalu. Dimana ada Jokowi, kedua tokoh tersebut nyaris selalu menempel dengan Jokowi. Kedekatan itu dibuktikan dengan masuknya dua tokoh itu dalam Tim Transisi Pemerintahan Jokowi. Tim hasil inisiasi Presiden SBY.
Namun, kemesraan yang diwujudkan dengan runtang-runtung politik itu tak berlangsung lama. 100 hari pemerintahan Jokowi menjadi momentum bagi PDI Perjuangan untuk membuka sisi lain kedua tokoh itu.
Adalah Ketua DPP PDI Perjuangan Effendi Simbolon yang menyebut kedua tokoh tersebut telah berkhianat. Dengan lugas, ia meminta agar kedua tokoh tersebut mundur dari lingkaran Jokowi. "Saya meminta Anda keluar dari lingkaran Jokowi," cetus Effendi di Gedung DPR, Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Kamis (5/2/2015).
Effendi memang tak secara jelas mengungkap mengapa kedua tokoh tersebut disebut sebagai pengkhianat. Effendi hanya kerap berujar bila kedua tokoh tersebut memiliki paham neoliberalisme.
Penilaian yang sama juga muncul dari anggota Komisi Hukum DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu. Ketua Repdem ini menyebutkan Rini Soemarno merupakan operator yang menjalankan misi asing. "Rini hidup dari satu penguasa ke penguasa lain. Kalau bahasa gamblangnya operator yang jalankan kepentingan asing, kompradorlah, agen asing," kata Masinton.
Begitu juga figur Andi Widjajanto yang menurut penilaian Masinton juga tidak jauh berbeda dengan Rini Soemarno. Ia menuding keduanya sama menjadi agen asing di pemerintahan Jokowi.
Andi Widjajanto dalam sebuah kesempatan telah meminta maaf kepada Effendi Simbolon terkait dengan tudingan sebagai pengkhianat. Ia berkilah, kritikan Effendi tersebut disebabkan komunikasi yang kurang lancar dengan PDI Perjuangan karena kesibukannya menjadi Menseskab. "Terima kasih kepada Bang Effendi. Maaf kalau beberapa bulan saya jadi Seskab komunikasi saya dengan PDIP kurang lancar," tutur Andi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (26/1/15).
Menurut dia, pernyataan Effendi merupakan kritik terhadap dirinya agar bekerja lebih baik lagi."Itu saya anggap sebagai kritikan untuk bekerja lebih baik," cetus Andi.
Kritik tajam PDI Perjuangan kepada dua tokoh di lingkar dalam Jokowi ini tentu dapat diartikan sebagai suara silent majority di internal partai. Karena seperti dikomando, suara yang nadanya sama tertuju pada dua tokoh tersebut.
Sumber-sumber di internal PDI Perjuangan mengungkapkan, Rini Soemarno merupakan representasi dari kelompok yang bermazhab liberalisme. Sementara Andi Widjajanto representasi sosok yang mewakili LSM internasional.
Desakan mencopot dua lingkar dalam Jokowi ini memang tampak bernuansa 'ideologis' dengan argumentasi ideologis yang dimunculkan. Namun, turunan dari desakan ini tentu berupa tindakan konkret yakni perombakan kabinet. Desakan kader PDI Perjuangan ini bisa saja dibaca sebagai pemantik agar Presiden melakukan perombakan kabinet. Serudukan Banteng untuk Rini dan Andi seperti bola liar. [mdr/inilah]