Publik tahu selain tim sukses Jokowi - Jusuf Kalla sewaktu Pilpres 2014 lalu, Hendropriyono adalah seorang Intelijen sehingga manuvernya tidak mudah untuk di baca. Selalu ada standart ganda menjadi keniscayaan dalam kerja dan gerak intelijen. Lalu, pesan apa yang bisa di maknai dari peristiwa perjanjian Hendropriyono dengan Proton Malaysia?
Sebuah laman
Intelijen mengabarkan, bahwa Mantan kepala Badan Intelijen (BIN) AM Hendropriyono yang mencoba bisnis otomotif mobil nasional bekerjasama dengan Proton Malaysia hanya kamulfase saja. Sebenarnya Hendropriyono menjalankan bisnis terorisme.
Demikian dikatakan pengamat intelijen, Umar Abduh kepada intelijen, Selasa (10/2).
Menurut Umar, bisnis dengan Malaysia karena di negeri Jiran itu banyak kelompok terorisme yang bisa dimanfaatkan dan diprovokasi.
“Kalau ada terorisme, tentunya ada anggaran untuk memberantas. Hendropriyono jago soal begini. Hendropriyono mempunyai kemampuan provokasi kelompok teroris,” papar Umar Abduh.
Umar mengatakan, perusahaan Hendropriyono yang tidak jelas bisa kerja sama dengan Proton dan disaksikan Presiden Jokowi dan PM Malaysia Najib Razak perlu dicurigai. (Baca,
Jokowi ke Malaysia Cuma Jadi Marketing Perusahan Hendropriyono)
“Dia khan sosok intelijen, perusahaan tidak jelas, tetapi bisa bisnis dengan Proton. Aneh khan, ada apa sebenarnya. Untuk sebuah kerjasama, tentunya Proton meminta perusahaan yang jelas. Masyarakat perlu mewaspadai gerakan Hendro ini,” pungkas Umar.
Sebagai warga negara Indonesia tidak salah jika menaruh curiga atas manuver - manuver Hendropriyono. Pasalnya banyak kasus pelanggaran HAM yang di duga melibatkannya dirinya (Talangsari, Munir), namun sampai saat ini beliau masih bebas menghirup udara segar dan dekat dengan penguasa. [sal]