Pada Kongres Umat Islam Indonesia VI di Yogyakarta, MUI sebagai penyelenggara tidak mengundang peserta dari kelompok Syiah dikarenakan Syiah termasuk aliran sesat seperti halnya Ahmadiyah. Hal ini ternyata mengundang komentar dari Ade Armando, dosen UI yang selama ini getol mendukung dan membela Jokowi.
Melalui laman media sosialnya, ia menyebut MUI sebagai organisasi yang dipimpin oleh kaum dodol.
“Kongres Umat Islam sengaja tak mengundang wakil Syiah dengan alasan: ‘Syiah sesat!’ Beginilah kalau kaum dodol merasa berkuasa!” tulisnya melalui akun twitter @adearmando1, Jumat (13 Februari 2015).
Sebelumnya sudah dijelaskan oleh Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain mengapa Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) ke-VI tidak mengundang Syiah.
"Ahlul Bait Indonesia (ABI) dan Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) tidak diundang dalam Kongres Umat Islam. Mereka bukan bagian dari Islam," ujar Tengku, (10/2), dilansir
ROL.
Tidak diundangnya organisasi Syiah ke acara ini menunjukkan kalau Syiah dianggap di luar pagar. Pihak yang diundang hanya organisasi Islam, IJABI dan ABI bukan organisasi Islam.
Ade Armando memang kerap membuat pernyataan kontroversial. Dulu waktu masa pilpres dimana survei awal menunjukan Jokowi unggul jauh, Ade bersumpah akan potong leher seandainya Jokowi kalah. Namun, saat mendekati hari H pencoblosan dimana survei terbaru menunjukan posisi imbang, buru-buru Ade Armando meralat sumpah potong leher.
Saat akhirnya Jokowi menang, doktor sekaligus dosen komunikasi dari Universitas Indonesia ini membuat pernyataan kontroversial lagi. Ia mengatakan bahwa Jokowi adalah khalifah umat Islam yang harus dipatuhi dan ditaati oleh umat di Indonesia. (fimadani/MP)