Kita tahu bahwa masa kampanye Pilpres 2014, Jokowi selalu mengadukan masalahnya kepada Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri. Ya, wanita janda itu sepertinya jadi tempat pelabuhan curhat bagi Jokowi, kala itu. Apa karena Jokowi sadar bahwa ia adalah petugas partai? Publik pasti sudah pada tahu akan hal itu.
Tapi setelah jabatan presiden diraihnya, muncul kabar Jokowi sempat curhat kepada seorang duda yang bernama Prabowo Subianto. Wow, ada apa dengan si janda?
Laman
Rmol melansir, bahwa saat pertemuan dengan Ketua Umum DPP Gerindra Letnan Jenderal (Purn) Prabowo Subianto, Presiden Joko Widodo ternyata menyampaikan keluhan yang ia alami atau curhat.
Isi pertemuan tersebut disampaikan Ketua DPP Gerindra Arief Poyuono kepada wartawan di Gedung Juang, Menteng, Jakarta, Rabu (4/2). Arief menegaskan, Prabowo langsung yang menyampaikan itu kepadanya.
"Jokowi merasa dia semakin banyak tekanan. Baik dari orang sekelilingnya maupun dari partai pendukungnya, termasuk PDIP. Utamanya dalam hal Kapolri. Jokowi mengaku mengeluh," bebernya.
Dalam pertemuan itu, Jokowi juga merasa hak prerogatifnya sebagai presiden mulai diganggu. Gangguan ini diakui Jokowi dialaminya sejak pembentukan kabinet. Dalam penentuan calon Kapolri, Jokowi merasa dirinya diintervensi habis-habisan. Makanya Jokowi tidak bisa membuat sikap tegas soal kisruh Polri dan KPK yang belakangan ini semakin rumit.
"Jokowi juga menurut pengamatan Prabowo tidak mau melantik Budi Gunawan. Tapi Prabowo menegaskan akan mendukung apapun keputusan presiden Jokowi," ungkap Arief.
Selain mengeluh soal tekanan, Jokowi juga meminta kepada Prabowo untuk mendukungnya dalam pengesahan RAPBNP 2015 di parlemen.
"Disitu, Jokowi memuji Prabowo sebagai negarawan. Prabowo pun menegaskan sikapnya bahwa partainya akan mendukung apapun yang sejalan dengan kepentingan rakyat," kata Arief.
Dan, selain curhat tentang kondisinya yang di tekan, Jokowi di kabarkan juga curhat mengenai kinerja menterinya yang tidak memuaskan. Namun ia dalam posisi sulit untuk mengambil sikap. (Baca,
Menteri Anies Dapat Rapor Merah di 100 Hari Kerja)
Kemudian pada hari Jum'at (30/1) esok harinya sempat beredar kabar - pasca Jokowi bertemu Prabowo pada Kamis (29/1) di Istana Bogor - Megawati marah dan mengusir Jokowi. Betulkah? (Baca,
Jokowi di Usir Mega)
Terlepas dari semua itu, yang menarik adalah jika benar Jokowi curhat kepada Prabowo soal masalah di pemerintahannya, dan di usir sama Megawati setelahnya. Asumsi bahwa sang janda sudah tidak menarik lagi bagi Jokowi tak bisa di tepiskan begitu saja. Dan, bisa saja Jokowi saat ini lebih nyaman berteman dan curhat kepada duda yang sudah berikan gelar "Pendekar Utama" dari pada curhat kepada janda yang cuma kasih gelar "Petugas Partai". [sal]