Mendapat dukungan Jokowi tuk laporkan soal 'dana siluman' yang diduga dilakukan oknum DPRD DKI Jakarta ke KPK, Ahok pun langsung bergegas bawa berkas hampiri KPK. Kalau seandainya Jokowi tidak mendukung, mungkin Ahok tak berani melakukannya. Begitulah persepsi publik yang terbentuk dari sikap Ahok yang selalu mengadukan hampir semua masalanya kepada Jokowi. Ada banyak kasus yang di alami Ahok dan pelampiasan curhatnya tetap suami Iriana.
Soal dana siluman Rp. 12,1 T yang di laporkan Ahok ke KPK mengundang ragam perhatian dan penilaian publik. DPRD pun menjadi pihak tertuduh atas aksi itu. Ya, memang tidak heran jika di DPRD ada banyak permainan, karena memang ranahnya para politisi berkumpul. Sedang di lembaga hukum saja ada permainan, bukan?
Penilaian lain adalah, apa Ahok benar - benar merasa seabagai musuh koruptor? Ini yang jadi persoalan, karena disaat posisi terjepit Ahok berteriak. Ada apa? Pastinya ada sesuatu. Namun aksi teriak Ahok masih juga mendapat dukungan dari mereka yang sampai saat ini belum mendapat julukan. Kan, jika pendukung Jokowi di juluki "Kecebong", kalau pendukung Ahok apa julukannya?
Terkait dengan apa julukan bagi pendukung Ahok, silahkan
baca di sini.
Tak hanya dapat dukungan dari Jokowi saja, Ahok pun di dukung Jusuf Kalla laporkan 'dana siluman' ke KPK. Wajar saja jika dukungan Presiden dan Wakil Presdien mampu membuat mantan Bupati Bangka Belitung (Babel) itu semakin "besar kepala". (Baca, "
Menolak Lupa Status Ahok Di Polda Babel Sebagai Tersangka")
KPK pun melalui Johan Budi sudah terima bukti laporan Ahok dan menyatakan memang memungkinkan ada indikasi "dana siluman". Cepat juga yang kerja KPK untuk hal seperti itu. Tapi untuk BLBI dan Century? Alamak, "disitu kadang saya merasa sedih".
Kemudian, ada juga penilaian bahwa Ahok sedang masuk perangkap. Pasalnya, dengan aksinya itu, kasus korupsi bus TransJakarta yang di duga melibatkan Jokowi - juga - akan terbongkar. Jika ini terjadi, maka siapa yang di untungkan? Siapa lagi kalau bukan "Pak tua" yang bernama Jusuf Kalla. Bisa saja, JK "menikam" dari belakang.
Jadi, singkatnya, Jokowi dukung Ahok laporkan "dana siluman" atas "kebodohannya", sedangkan Jusuf Kalla atas "kelicikannya". Lalu Ahok masuk yang mana? [JK Sinaga]