Prediksi pengamat ekonomi yang sebut dolar Rp. 10.000 jika Jokowi Presiden ternyata sebuah kebohongan publik. Faktanya, dolar semakin perkasa dan rupiah semakin tak berdaya.
Diketahui untuk hari ini saja, nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah ke level Rp12.984 per USD. Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, kondisi ini disebabkan oleh risk on dan risk off yang terjadi di dunia.
Di lansir
Okezone dari
Bloomberg Dollar Index, mencatat Rupiah pada perdagangan non-delivery forward (NDF) mencatat pelemahan cukup rendah. Rupiah sentuh level terendah di Rp12.847-Rp12.983 per USD.
Jadi secara umum, lanjutnya, di dunia terjadi penguatan dolar AS. Menurutnya, Indonesia harus siap dengan kondisi itu, kalau di Indonesia currency sampai ke Rp12.800- Rp12.700.
"Kita harus siap ke depan akan ada depresiasi karena dolar terjadi penguatan dan di dunia AS merupakan ekonomi yang betul-betul sedang perbaikan dibandingkan negara lain, jadi kita harus menerima kondisi bahwa Amerika akan menguat dan currency lain akan melemah. Tetapi Indonesia di arah yang baik," ungkapnya Jumat (27/2/2015).
Dirinya, terus mengikuti perkembangan dari Gubernur Federal Reserve Janet Yellen mengenai statement Dovish yang masih akan cukup sabar untuk tidak terburu-buru menyesuaikan tingkat suku bunga. Meskipun begitu, situasi ekonomi AS masih tetap diperhatikan lantaran tingkat inflasi AS tengah meningkat.
"Core inflation di AS adalah gejala yang memang diperhatikan kalau inflasi terjadi peningkatan di batas tertentu kondisi yang akan melengkapi kebijakan AS untuk naikkan bunga," imbuhnya.
Jadi secara umum, lanjutnya, di dunia terjadi penguatan dolar AS. Menurutnya, Indonesia harus siap dengan kondisi itu, kalau di Indonesia currency sampai ke Rp12.800-Rp12.700. [sal]