Empat bulan berkuasa, Presiden Jokowi belum fokus bekerja. Padahal Jokowi adalah harapan orang banyak, terutama ibu-ibu. Kaum ibu malah dibuat repot lantaran semua harga naik.
“Presiden Jokowi justru merepotkan ibu rumahtangga,” kata Ketua Induk Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia (INKOWAPI), Sarmila, kepada Pos Kota di kantor Kementerian Koperasi dan UKM, Jumat (13/3).
Harga gas elpiji naik, tapi barangnya susah. Lalu dengan gampangya menaikkan dan menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM). “Padahal itu menyangkut hajat hidup orang banyak, sehingga memberi peluang terhadap segelintir orang memanfaatkan situasi,” tandasnya.
Bahkan mengurus persoalan beras saja, Presiden Jokowi tidak mampu. Padahal Indonesia merupakan negara agraris.
Pemerintah seharusnya bisa mengatasi masalah beras dengan menggalakkan intensifikasi dan ekstensifikasi.
RUPIAH JATUHLebih memprihatinkan, Presiden Jokowi juga tak mampu mengatasi jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Padahal banyak pelaku usaha di dalam negeri yang mengandalkan impor bahan baku.
Seharusnya Presiden Jokowi mengatasi ketergantungan impor bahan baku dengan kebijakan subtitusi impor. Dengan kebijakan ini memacu industri menggunakan bahan baku lokal.
Ia melihat kebijakan ekonomi Presiden Jokowi lebih pada pro pasar. Tidak berpihak pada rakyat. Ini terlihat semua produk dilepas ke pasar. “Jauh berbeda dengan pemerintah dulu yang selalu menjaga stabilitas harga,” pungkas Sarmila. [poskotanews]