Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan punya markas baru yang megah dan besar di Jalan Diponegoro Nomor 58, Jakarta Pusat, dengan luas sebesar 7.000 meter persegi dan tingginya sebanyak enam lantai.
Berapa banyak biaya untuk membuat gedung baru ini? Para kader banteng bungkam. Mereka hanya mau menyebut bahwa semua dana pembangunan gedung itu berasal dari iuran anggota partai.
"Itu pembangunannya dari dua tahun lalu. Tiap bulan setiap anggota PDIP waktu itu yang sebanyak 94 orang dipotong gajinya untuk pembangunan gedung itu," ucap politisi PDIP Adang Ruchiyatna kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu malam (14/3).
Untuk jumlah potongan, mantan Ketua DPD PDIP DKI ini tidak mau menyebut secara jelas.
"Lebih dari Rp 10 juta," ucapnya.
Dana patungan ini, lanjutnya penting. Sebab, selama 10 tahun PDIP menjadi oposisi saat pemerintahan SBY, PDIP tidak punya sumber pembiayaan lain.
"Kami gotong royong. Kami kan 10 tahun hanya menjadi penonton," ucapnya.
Politisi PDIP lain seperti Arya Bima dan Arif Budimanta ikut membenarkan urunan kader untuk pembangunan gedung baru tersebut.
"Kalau sumbangan memang rutin. Dipotong dari gaji langsung tiap bulannya," ucap Arya Bima.
"Ya, kami gotong royong memang," imbuh Arif.
Namun, soal jumlah keduanya tidak mau membeberkan.
"Biar itu jadi urusan internal kami," elak Arya Bima. Sedangkan Arif mengaku lupa. "Coba ke bendahara saja," katanya, demikian
Rmol melaporkan (15/3).
Sebaiknya PDIP Transparan Sumber Dana Kantor BarunyaMasih dari laman
Rmol, bila benar pembangunan markas baru PDIP yang megah dan mewah di Jalan Diponegoro 58 Jakarta Pusat itu didanai dari uiaran anggota, maka itu sangat bagus. Dan bila demikian juga, maka sebaiknya PDIP tidak ragu mengumumkan besarnya biaya pembangunan itu.
"Kalau memang dari iuran anggota, buka saja. Ini demi transparansi dan untuk pembelajaran ke publik bahwa partai sebenarnya biasa membiayai kebutuhannya dari internal," kata pengamat politik Universitas Diponegoro, Ari Junaedi, Minggu (15/3).
Selama ini, kata Ari, partai-partai jarang membuka dana pembangunan gedungnya. Ujug-ujug partai punya kantor baru yang cukup megah. Akhirnya banyak publik yang bertanya-tanya sumber pembangunan kantor baru tersebut.
Untuk itu Ari mendorong PDIP menjadi partai pertama yang membuka dana pembangunan kantor barunya.
"Partai harus menjelaskan asal-usul dana pembangunannya. . Biar tidak ada dusta di antara kita. Apa itu dari sumbangan anggota atau dari simpatisan, buka saja," demikian Ari. [sal]