Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta istilah-istilah Arab di Bank Syariah diganti dengan bahasa Indonesia agar Bank Syariah lebih dekat ke ekonomi Islam ala Indonesia daripada ekonomi Islam ala Timur Tengah. Misalnya istilah mudarabah, wakalah, dan istilah-istilah Arab lainnya.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro usai bertemu Jusuf Kalla di Istana Negara, Selasa (10/3/2015).
“Tadi Pak wapres juga arahannya supaya istilah instrumen yang sekarang pakai Bahasa Arab semua, mudarabah, wakalah itu bisa di-Indonesiakan. Supaya ini bunyinya adalah ekonomi Islam ala Indonesia bukan ala Timur Tengah,” ujar Bambang seperti dikutip
Detik.Lebih lanjut Bambang menyampaikan, dirinya akan menindaklanjuti arahan tersebut. Rencananya, ia akan berkoordinasi dengan asosiasi perbankan syariah agar dapat mengganti istilah-istilah Arab ke dalam bahasa Indonesia dengan kata yang tepat. Menurutnya, untuk mengganti istilah-istilah Arab tersebut tidak cukup hanya mengambil terjemahnya saja.
Menanggapi arahan Jusuf Kalla tersebut, sejumlah aktifis Islam memberikan komentar telak melalui media sosial. Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Rijalul Imam, misalnya. Jika memang alasannya murni faktor bahasa, ia meminta istilah asing lain juga diganti ke dalam bahasa Indonesia.
“Tolong ganti juga istilah berbahasa Inggris di Bank Konvensional dengan bahasa Indonesia,” ujarnya.
Sejumlah pengguna Facebook juga melontarkan kritik senada. Bahkan ada pula yang sedikit bergurau meminta nama Jusuf yang berasal dari bahasa Arab diganti.
“Kelihatannya Ketua Majlis (Dewan, red) Masjid Indonesia dan Wakil Presiden tidak menghargai asal usul sistem. Kalau diganti pakai bahasa Indonesia harus diganti pakai istilah apa yang bisa mewakili istilah syariah dan apakah istilah tersebut akan sefamiliyar syariah,” kata Edwar Abdullah.
“Tolong ganti juga nama Jusuf anda itu dengan nama Indonesia, sebab Jusuf/Yusuf adalah nama Arab,” tambah Ferry D Putra. [Ibnu K/bersamadakwah]