Setelah menuding oknum anggota DPRD bermain anggaran, kini Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menuduh anak buahnya di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
"Ada oknum SKPD yang main dari dulu," kata Ahok di Balaikota, Jakarta, (Senin, 16/3).
Ia mengaku tidak bisa mengawasi semua anggaran yang masuk dalam sistem e-budgeting. Apalagi mengetahui apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. "Nah saya mulai curiga ketika ada titipan, saya nggak tahu apa yang dititip. Anda nggak mungkin tahu orang puluhan ribu butuh apa," katanya.
Tapi, bila memang Ahok sudah tahu siapa PNS yang selama ini doyan merampok uang negara lewat APBD, mengapa tidak ditangkap dan dilaporkan?
Saat dikonfirmasi, jawaban Ahok kembali mengambang.
"Yang paling susah bukan soal nangkap malingnya, kalau penjaga gudang anda maling anda bisa nggak? Kalau PRT anda yang curi, bisa nggak anda jamin dia nggak nyuri? Itu persoalannya. Ada oknum SKPD yang main dari dulu," ungkapnya.
Apa Ahok juga tidak percaya pada SKPD yang ada dibawah kendalinya? "Iya, bisa disimpulkan begitu," tutup Ahok.
Sebelumnya, Ahok mengaku menemukan dana sebesar Rp 2 triliun yang sudah masuk ke dalam sistem e-budgeting dari Rp 12,1 triliun dana siluman yang semula ditemukan. Hal tersebut ditemukan berdasarkan hasil penyisiran dari evaluasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta 2015 yang dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri). "SKPD memang main. Dari Rp 12 triliun, ternyata Rp 2 triliun sudah masuk di APBD 2015," tegasnya. [Rmol]