Satu hal yang patut disyukuri, di tengah maraknya perayaan Valentine, kesadaran bahwa umat Islam tidak dibenarkan merayakan hari Valentine mulai tumbuh di kalangan selebriti. Salah satunya, Syahrini.
Bagi penyanyi beken ini, tidak ada hal yang khusus di momen tersebut, apalagi merayakannya. Hal itu ditegaskan Syahrini saat ditemui di launching Adelle jewellery My Bell di Trans Studio Mall, Bandung, akhir pekan kemarin.
“Aku muslim nggak ngerayain valentine,” kata Syahrini seperti dikutip
Republika Online, Selasa (10/2/2015).
Pengurus Pusat Ikatan Dai Indonesia (IKADI) pernah menegaskan bahwa perayaan Hari Valentine (Valentine’s Day) pada 14 Februari adalah haram bagi umat Islam karena peringatan hari itu bertentangan dengan norma agama dan kesusilaan.
Ketua umum PP IKADI Prof Dr Ahmad Satori Ismail menjelaskan, dilihat dari asal muasalnya, Valentine merupakan hari raya bagi kaum non-Islam di Roma, Italia. “Untuk itu, Valentine haram bagi mereka yang beragama Islam,” terangnya.
Asal Mula Hari ValentineVersi pertama, dalam The World Book Encyclopedia (1998) seperti dikutip Dakwatuna, disebutkan bahwa sejarah Valentine’s Day bermula dari sebuah kepercayaan di Eropa. Kepercayaan kuno ini menyebutkan bahwa cinta burung jantan dan betina mulai bersemi pada tanggal 14 Februari. Burung-burung memilih pasangannya pada hari itu. Berdasarkan kepercayaan kuno di kalangan masyarakat Eropa kala itu, kemudian mereka menganjurkan agar pemuda-pemudi memilih pasangannya di hari yang sama.
Versi kedua, sejarah Valentine’s Day adalah sejarah pengorbanan seorang pendeta. Menurut beberapa ahli sejarah, Valentine’s Day diadopsi dari nama seorang pendeta bernama Saint Valentine. Dia ditangkap oleh Kaisar Claudius II karena menyatakan Tuhannya adalah Isa Al-Masih. Dia juga menolak menyembah Tuhan-Tuhan orang Romawi. Kaisar lalu memerintahkan agar Valentine dipenjara dan pada akhirnya dijatuhi hukuman gantung. Orang-orang yang bersimpati kepadanya, lalu menulis surat tentang kecintaan mereka kepada doa sang pendeta. Dari namanya, kemudian perayaan hari valentine berkembang.
Sementara versi ketiga mengacu pada sebuah pesta yang dilakukan orang-orang Romawi kuno yang disebut Lupercalia. Inilah versi terkuat yang diyakini kebenarannya hingga saat ini. Perayaan Lupercalia merupakan rangkaian pensucian di masa Romawi kuno. Upacara yang khusus dipersembahkan untuk mengenang dan mengagungkan dewi cinta (Queen of Feverish Love) yang bernama Juno Februata. Dalam pesta tersebut, para pemuda mengambil nama gadis di sebuah kotak secara acak. Nama gadis yang diambilnya tadi kemudian menjadi pendampingnya selama setahun untuk bersenang-senang. [Ibnu K/bersamadakwah]