Efek dari hak angket untuk Ahok ternyata juga menyeret bini Ahok Veronica. Dengar hal itu, sang suami pun dikabarkan mencak - mencak tak terima.
Tentu sangat wajar jika sang suami melakukan pembelaan kepada sang bini. Namun jika memang sang bini bersih, tak ada lakukan pelanggaran,
ngapain pula sang suami mesti mencak - mencak? (Baca,
Ahok Mencak - mencak Bininya mau di panggil tim angket DPRD)
Anehnya, pernyataan tak sepakat juga di lakukan seorang yang dinilai sebagai pengamat oleh media.
Sebuah judul berita di detik, Jum'at (13/3) : "
Pemanggilan Istri Ahok oleh Tim Angket DPRD Dianggap Tak Sesuai Akal Sehat." Isi berita tersebut adalah sebuah pembelaan dari seorang pengamat yang bernama Yunarto Wijaya kepada istri Ahok. Berikut kutipan beritanya.
"Itu bukan yang utama yang mau dikejar tim hak angket. Bisa terlihat hak angket ini tidak sesuai akal sehat," kata pengamat politik Yunarto Wijaya saat berbincang dengan
detikcom, Jumat (13/3/2015).
Ia pun curiga dengan DPRD yang akan memanggil bini Ahok untuk dimintai keterangan.
"Ini baru di tahap awal, tiba-tiba panggil Veronica yang tidak ada hubungannya sama sekali. Dengan tuduhan anggaran siiluman lalu lompat ke Ahok Center, lompat ke tuduhan campur tangan Veronica," ujarnya masih dilansir
detikcom.Kira - kira pengamat ini siapanya Ahok ya? Lawyer bukan, atau mungkin family?
Pembelaan pria yang akrab di panggil Toto ini kepada Ahok bukanlah yang pertama, sebenarnya. Dalam kisruh Ahok vs DPRD, dengan sangat jelas terlihat keberpihakannya kepada Ahok dengan segala jurus argumentasinya.
Direktur Eksekutif Charta Politika ini juga ikut sukseskan tagar #SaveHajiLulung jadi trending topic dunia rupanya.
Wow! Di balik aksinya itu, Toto dengan sengaja juga ikut membuat istri Haji Lulung menderita. Karena di kabarkan istri haji Lulung sedih suaminya di jadikan olok - olokkan, walau Haji Lulung tak begitu mempermasalahkannya.
Keberpihakan Yunarto Wijaya kepada Ahok, diduga karena mereka sama - sama keturunan Cina, betulkah? Sebuah kicauan di twitter seperti membenarkannya.
@Ali_keriting: pemgamat Cina pantasnya disiram air keras > @yunartowijaya," tulis netizen dengan kesal kepada Toto yang dinilai tak objektif menilai. Mungkin @Ali_keriting selama ini simpatik dengan pengamat Toto, namun akhirnya kecewa.
Toto sendiri ketika menanggapi kicaun tersebut tidak merasa keberatan, "Sip," tulis @yunartowijaya akun Twitter milik Toto.
Jika sudah begitu, pantas saja Yunarto Wijaya bela Ahok dan istri Ahok. Walau Ahok dinilai tak punya etika, Toto pasti akan bela. Ketika Ahok tak sopan di depan orang tua berkursi roda, Toto pastinya tak berani kritisi Ahok. Singkatnya, Ahok diserang, Toto pun meradang.
Apa salah jika Toto curiga kepada DPRD? Tidak salah dan tidak benar. Mengapa? Toto dikenal sebagai pengamat, idealnya objektif dalam menilai, bukan berpihak.
Nah, muncul pertanyaan wajar. Bagaimana seorang yang di juluki pengamat bisa berpihak? Lucu. Lebih baik label pengamat dirubah saja, jadi pengikut atau Ahoker. Semua ini bertujuan tuk jauhi rakyat dari tipuan sang pengamat, rupanya pengkhianat. Bukankah seorang pengamat harus jernih berpikir, tak berpihak, lepas dari segala kepentingan? Ya, tapi kriteria tersebut tak akan berlaku bagi pengamat yang bertujuan khianati rakyat dengan pendapat - pendapatnya.
Kira - kira apalagi ya, jurus "pengamat gadungan" ini untuk membela Ahok? Waktu akan menjawab. Mari bersama dan sembari sadarkan rakyat, bahwa Yunarto Wijaya bukan pengamat. [JK Sinaga]