Tenaga Kerja Indonesia bereaksi keras atas pernyataan Menteri Koordinator Perekenomian Sofyan Djalil, terkait pelemahan rupiah belakangan ini.
TKI mengecam karena Menko Sofyan menyebut bahwa rupiah rentan melemah lantaran kiriman uang TKI ke Tanah Air hanya USD 7 miliar per tahun. Dia membandingkan dengan mata uang Peso Filipina yang menguat lantaran remitansi atau pengiriman uang dari pekerjanya di luar negeri mencapai USD 20 miliar per tahun.
"Hal ini secara tidak langsung menyalahkan TKI yang bekerja di luar negeri atas lemahnya rupiah beberapa hari ini," tegas Posko Perjuangan TKI Saudi Arabia, Oktavian Hardianto, dalam siaran persnya (Senin, 16/3).
Menurutnya, wajar bila TKI bereaksi atas pernyataan Menko Ekonomi.
"Bila benar beliau (Sofyan Djalil) menganalisi demikian, tentu sangat tidak elok apalagi seorang setingkat menteri memberikan statement sedemikian rupa. Jangan salahkan TKI atas lemahnya rupiah, karena TKI bukan ATM," sebutnya.
Reaksi keras pun datang dari Rieke Diah Pitaloka (Oneng-ed) anggota Komisi IX DPR RI, politisi PDI Perjuangan yang juga pembina Posko Perjuangan Tenaga Kerja Indonesia. Rieke dalam akun twitternya meminta Sofyan Djalil untuk hati-hati keluarkan statement politik. [Rmol]