Siang itu mungkin hari terburuk yang pernah dialami Syahrizal. Bagaimana tidak, pengemudi angkutan kota bertubuh ceking keling itu, harus bertekuk lutut di hadapan seorang wanita langsing berhijab yang dicaci makinya di jalanan.
Di bawah panas terik matahari, Syahrizal menghentikan laju angkot bernomor D 06 yang dikemudikannya.
Pria berwajah garang itu, menghentikan mobilnya bukan di sebuah lahan parkir ataupun terminal angkutan kota.
Ia menghentikan mobil di bahu jalan di sekitar Jalan Raya Tole Iskandar Kota Depok, Jawa Barat.
Dengan wajah berkeringat, Syahrizal dengan semangatnya memanggil orang-orang yang baru keluar dari halaman sebuah rumah sakit swasta ternama.
"Kemana bu, terminal..?" teriak Syahrizal tanpa menghiraukan belasan kendaraan yang mengantre di belakang angkotnya.
Ketika itu, sebuah mobil berplat hitam yang dikemudikan seorang wanita muda berhijab berusaha memutar setir mobilnya perlahan agar dapat melewati angkot Syafrizal yang berhenti memakan sebagian ruas jalan.
Ruas jalan yang tidak begitu lebar, cukup menyulitkannya, tapi akhirnya perlahan wanita berhijab itu bisa juga melajukan mobilnya melewati bagian belakang angkot Syafrizal.
Entah karena belum dapat setoran atau memang ia seorang yang arogan, tiba-tiba saja Syafrizal meneriakkan wanita dalam mobil itu.
"Astagfirullah, bukannya minggir dia malah marah-marah. Dia bilang, awas lu ya kalau kena spion gua? Gua cari lu," kata wanita berhijab yang belakang diketahui bernama Diah saat berbincang dengan VIVA.co.id, di Polres Kota Depok, Senin 16 Maret 2015.
Benar saja, mobil yang dikemudikan Diah ternyata menyenggol spion angkot jurusan Terminal Depok - Simpangan yang dikemudikan Syahrizal.
Entah kenapa, tiba-tiba saja Syahrizal naik pitam dan melajukan angkotnya dalam posisi melintangi jalan untuk menghadang mobil wanita berjilbab itu.
Dalam kondisi tak menguntungkan itu, tak sedikit pun nyali Diah ciut, dengan didahului senyum Diah berusaha menyabarkan Syahrizal.
"Jika ada masalah, kita selesaikan di kantor polisi saja. Tapi, dia malah makin marah, dia bilang emang gua tidak takut sama polisi. Tidak hanya memaki saya, dia juga mengumbar kalimat-kalimat tak pantas dengan menyebut nama-nama binatang. Saya hanya bisa diam, sambil istigfar. Yang saya heran, kok dia bisa setega itu, padahal saya wanita berjilbab. Tak pantas rasanya bicara begitu. Namun saya tidak mau meladeni. Hanya saya foto saja plat nomor mobilnya," kata Diah.
Amarah Syahrizal sedikit mereda setelah ia tahu, tak ada kerusakan pada kaca spionnya, ia pun memacu laju angkotnya meninggalkan lokasi perseteruan itu.
Tak sampai hitungan jam, Syahrizal yang baru sampai di Terminal Kota Depok tiba-tiba dihampiri dan dibawa dua pria tak dikenal, dua pria itu hanya mengatakan, Syahrizal ikuti saja mereka ke kantor Polresta Kota Depok.
Setiba di halaman Polresta Depok, barulah Syahrizal sadar bahwa dua pria adalah anggota polisi dan ia dibawa ke Polresta Depok terkait tindakan tak terpuji yang dilakukannya terhadap Diah, sang pengemudi wanita berhijab yang ia hina dan marahi di jalanan tadi.
Di tempat itu, telah berdiri wanita berhijab bernama Diah itu.
"Ampun bu, saya mohon maaf. Ampuni saya bu," ucap Syahrizal kepada Diah dengan wajah memelas dan air mata yang terus berderai.
Sebelum Diah mengeluarkan sepatah kata, salah seorang anggota polisi yang menjemput Syahrizal dari terminal pun memberitahukan bahwa, wanita berhijab itu adalah Kepala Unit Intel Polres Kota Depok.
"Pada dasarnya saya tidak dendam. Secara pribadi saya sudah maafkan. Namun saya serahkan ke rekan-rekan yang lain. Sebab dia menghina institusi Polri," ujar Diah dengan rendah hati.
Syahrizal ternyata bukan seorang pengemudi angkota yang baik, dalam pemeriksaan polisi diketahui, selama mengemudikan angkot, ia tidak memiliki SIM, STNK bahkan KTP.
Untuk sementara, Syahrizal ditemani angkotnya harus menghabiskan waktu menjalani serangkaian pemeriksaan penyidik. [Viva]